Program Studi D3 Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UNS kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Membangun Generasi Pecinta Budaya: Inovasi Edukasi di Kids Corner Museum Keris Nusantara Melalui Komik Dwibahasa” sebagai wujud kolaborasi dengan Museum Keris Nusantara. Kegiatan ini dilaksanakan pada 11 Juni 2025 di Ruang Rapat Museum Keris Nusantara, dengan tujuan merancang media edukasi inovatif berupa komik dwibahasa yang memperkenalkan budaya keris kepada pengunjung usia dini secara menarik, interaktif, dan menyenangkan, sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada kriteria nomor (4) Pendidikan Berkualitas.
Kegiatan yang sangat menarik ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait yang memiliki peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) antara lain Anita Rusjayanti, S.S., M.Hum., selaku Ketua Pelaksana Program Kreativitas Mahasiswa (PKM); Bonita Rintyowati, S.S., M.M., selaku Kepala UPTD Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta; para tenaga pendidik yang berkompeten di bidangnya; serta mahasiswa peserta PKM yang turut aktif berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini merupakan bagian dari pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Hibah Grup Riset/PKM-HGR English for Vocational Purposes UNS yang berlangsung secara partisipatif dan terstruktur. Acara diawali dengan pemaparan tujuan FGD dan urgensi komik dwibahasa oleh Ketua Tim Pengabdian, kemudian dilanjutkan dengan diskusi terbuka antara tim PKM D3 Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UNS, staf museum, dan mahasiswa mengenai konsep komik dwibahasa sebagai media edukasi budaya untuk pengunjung usia dini. Diskusi membahas tantangan dalam mengenalkan budaya keris, pentingnya visual menarik, serta kesesuaian narasi dengan nilai budaya. Kegiatan diakhiri dengan kesepakatan tahapan produksi komik, mulai dari riset hingga peluncuran komik dwibahasa.
Kegiatan ini diharapkan agar anak-anak usia dini mengenal dan mencintai budaya Indonesia, khususnya budaya keris, melalui media edukatif yang menarik. Komik dwibahasa ini juga diharapkan menjadi sarana efektif untuk memperkuat literasi budaya dan bahasa, sekaligus mendorong museum berinovasi dalam edukasi generasi muda.