Sarjana Terapan Demografi dan Pencatatan Sipil Sekolah Vokasi UNS dan Migrant CARE Soroti Ancaman Digital terhadap Pekerja Migran melalui Kuliah Praktisi

Program Studi Sarjana Terapan Demografi dan Pencatatan Sipil Sekolah Vokasi UNS mengadakan kegiatan kuliah praktisi dengan tema “Perlindungan Pekerja Migran di Era Digital: Tantangan Baru dan Strategi Pengendalian” yang dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Mei 2025 dan bertempat di Aula Gd. 5, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS. Kegiatan ini diadakan dalam rangka kuliah tamu rutin setiap semester dengan menghadirkan pakar yang membahas pekerjaan migran dan tantangan terkait digitalisasi dan globalisasi serta untuk memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs) nomor (04) Pendidikan Berkualitas dan nomor (08) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Kuliah Praktisi ini mengundang Executive Director Migrant CARE, Wahyu Susilo, S.Hum., M.Sos. selaku pakar kuliah praktisi dan dihadiri oleh Ketua Program Studi Sarjana Terapan Demografi dan Pencatatan Sipil, Dr. Sri Wahyuningsih Yulianti, S.H., M.H. Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran Dewan Dosen Program Studi Sarjana Terapan Demografi dan Pencatatan Sipil, serta para mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024.

Dr. Sri Wahyuningsih Yulianti, S.H., M.H. Ketua Program Studi Sarjana Terapan Demografi dan Pencatatan Sipil, dalam sambutannya menyampaikan keprihatinannya terhadap masih banyaknya pekerja migran yang berangkat ke luar negeri melalui jalur ilegal, yang berujung pada perlakuan tidak manusiawi. “Pekerja migran merupakan ‘Pahlawan Devisa’ yang layak mendapatkan perlindungan hukum dan jaminan kesejahteraan yang memadai”, ucap beliau.

Sesi kuliah praktisi dibuka dengan pemutaran video oleh Executive Director Migrant CARE, dan dilanjut dengan pemaparan materi dengan judul “Mencegah Perdagangan Orang melalui penyalahgunaan teknologi digital di ASEAN” yang dipandu oleh Mitha Safira Nurmaulid, S.Pd., M.Sc.

Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan beberapa poin terkait Penyalahgunaan Teknologi Digital dan Perdagangan Orang. Selain itu, Migrant Care menyoroti buruknya penanganan pengungsi dan pekerja migran di Asia Tenggara, terutama di Myanmar dan kawasan Tenggok, tempat ribuan WNI terjebak. “Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah, perusahaan digital, dan maskapai penerbangan untuk bertanggung jawab dan terlibat aktif dalam pencegahan perdagangan orang.”

Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab kepada para mahasiswa, dan penyerahan kenang-kenangan oleh Ketua Program Studi Sarjana Terapan Demografi dan Pencatatan Sipil kepada Executive Director Migrant CARE, serta sesi dokumentasi bersama.

Tujuan dan harapan terlaksananya kegiatan kuliah praktisi kali ini adalah untuk memberikan wawasan dan edukasi kepada mahasiswa agar lebih waspada dan tidak mudah tergiur tawaran pekerjaan tanpa cek fakta, serta berharap agar mahasiswa dan alumni bisa menghindari risiko perdagangan orang, kekerasan, dan masalah lain yang berbahaya dalam pekerjaan migran.

Bagikan:

Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp

Berita Terkait